Sabtu, 24 Januari 2009

Pacar, Perlu Nggak Sih ?

"Punya pacar belom?" itulah yang pertanyaan yang banyak di ajukan oleh orang-orang kepada remaja ketika bertemu.Sebenarnya apa sih pacar itu sendiri? Pacar sendiri menurut saya merupakan suatu hubungan antar lawan jenis yang merupakan hasil dari mengungkapkan perasaan atau hatinya satu sama lain . Ungkapan hati atau perasaan bahkan bisa disebut rasa sayang itu sendiri muncul karena adanya pertumbuhan yang terjadi pada saat kita mulai tumbuh dewasa.Tapi apakah perasaan tertarik akan lawan jenis itu perlu kita ungkapkan meskipun banyak orang-orang tua yang masih tidak setuju apabila anaknya mencari cinta di usia yang dianggap masih begitu muda?

Mungkin saya sebagai remaja yang masih mengalami saat-saat ini pasti akan berkata "Ya, perlu". Tapi meskipun saya bersikap sebagai orang tua, saya juga pasti akan berkata "Ya, perlu". asal ada batas-batasnya Hal tersebut patut saya ucapkan karena mengungkapkan perasaan merupakan suatu hal yang begitu sepele. Bahkan mengungkapkan perasaan tersebut sudah kita lakukan sejak kita masih kecil meskipun hanya dalam lingkup keluarga. Namun mengungkapkan perasaan yang satu ini lebih sulit dan kompleks. Selain itu banyak juga orang yang tidak mampu mengungkapkan perasaan nya kepada siapapun. Hal ini juga mampu melatih seseotrang untuk menjadi lebih terbuka. Hal ini lah yang menurut saya mampu membuat seseorang lebih berpikiran dewasa. Saya berpendapat bahwa untuk menjadi manusia yang mampu berpikiran dewasa harus mampu melakukan hal-hal sepele salah satu contohnya seperti yang sudah disebutkan di atas.

Hal yang kedua menurut saya adalah pacar sebagai pendamping hidup kita yang ketiga selain yang pertama (Tuhan) dan yang kedua (keluarga termasuk orang tua). Meskipun pacar belum tentu bersifat abadi alias masih sementara. Namun selama perjalanannya pacar mampu sebagai tempat mencurahkan rasa suka dan duka yang ada dalam diri seseorang.

Hal yang ketiga adalah sebagai manusia yang dalam hidupnya terus menerus belajar, kita memerlukan seseorang untuk mensupport apa yang kita lakukan. Selain itu kita juga memerlukan orang lain dalam setiap pengambilan keputusan meskipun pada akhirnya keputusan itu sendiri bergantung pada diri kita masing-masing. Namun pacar mampu sebagai pemberi nasehat maupun bahan pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan. Pacar juga sebagai salah satu pensupport utama kita dalam aktivitas yang kita lakukan, ia mampu menjadi motivator yang kuat bagi kita untuk mencapai suatu hasil yang lebih baik.

Tetapi selain ketiga hal di atas, ada hal-hal yang juga harus diperhatikan agar mempunyai pacar itu tidak menjadi senjata yang mematikan diri kita sendiri. Kita tentunya harus membuat batasan-batasan salah satunya agar pacar tidak menjadi sesuatu yang merusak diri kita sendiri. Kita juga harus mengatur waktu, keuangan, dan lain-lain, karena mempunyai pacar itu kita harus pastinya mengeluarkan sesuatu yang extra untuk dia. Oleh karena kita harus pandai-pandai mengaturnya.

Pacar juga merupakan suatu batu loncatan sebelum anda menikah. Jadi pikirkanlah juga baik-baik saat berpacaran Hal yang juga terpenting adalah jangan lah mempermainkan perasaan pacar. Karena pacar kita itu pun sendiri juga manusia dan bukan mainan yang hatinya mampu diperbaiki begitu saja. Hewan yang kita sakiti pun juga memiliki perasaan takut dan trauma pada orang yang telah menyakitinya. Kalau hewan saja mampu berbuat seperti itu, apalagi manusia yang memiliki akal budi dan mampu berpikir. Cobalah renungkan hal itu.

Namun dari semua hal yang saya katakan di atas itu bergantung pada prinsip atau dari perpektif orang masing-masing. Tidak sedikit pula orang yang menganggap mempunyai pacar itu hanya membuang waktu dan konsentrasi semata. Namun mempunyai pacar merupakan sesuatu hal yang menurut saya cukup penting dalam pertumbuhan masa remaja kita untuk menapaki kehidupan kita yang akan menjadi seorang yang dewasa. Jadi pikirkanlah baik-baik dan jangan kecewakan pacar anda.

Selasa, 20 Januari 2009

Apa sih Cita-Cita mu ?

Cita-Cita? Apa sih cita-cita itu? Pastinya semua orang tahu akan makna dari kata ini dan saya rasa semua orang pasti punya cita-cita. Apalagi waktu kita masih kecil dulu dan seringkali orang yang lebih tua menanyakan pada kita akan cita-cita kita. Setelah itu, dengan polosnya kita akan menjawab, "Aku mau jadi presiden, Om." Selain itu pasti ada bermacam-macam jawaban mengenai pertanyaan ini saat ada orang yang bertanya. Namun semakin dewasa kita, kita menjadi lebih mengerti tentang arti cita-cita itu sendiri. Makin lama kita mempunyai satu cita-cita yang ingin kita raih. "Raihlah cita-cita mu setinggi mungkin." Hal itu yang dulu menjadi prinsip kita dalam mencapai cita-cita. Bahkan mungkin sampai sekarang pun prinsip tersebut tetap melekat pada diri kita, meskipun adapula orang yang meninggalkan kata-kata tersebut.

Namun, dalam pikiran saya, cita-cita itu sendiri mempuyai arti melebihi dari apa yang kita inginkan di masa mendatang. Cita-cita bukanlah hanya sekedar menginginkan suatu profesi atau suatu kehidupan yang kita inginkan di masa mendatang. Menurut saya, cita-cita itu sendiri merupakan suatu tujuan hidup atau impian tentang keseluruhan hidup kita. Jadi cita-cita itu tidak hanya mencakup beberapa hal dalam hidup kita melainkan mancakup semua hal dalam kehidupan. Kehidupan itu pun bukan hanya menyangkut tentang kehidupan kita saja namun juga kehidupan orang lain. Menurut saya hal tersebut terlalu eqois apabila impian atau cita-cita kita itu hanya menyangkut tentang diri kita sendiri tanpa memperhatikan kehidupan orang lain.

Cita-cita itu memang tidak bisa muncul begitu saja dalam kehidupan kita. Membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang dan lama untuk bisa menemukan cita-cita sejati kita. Cita-cita bukanlah disebabkan karena apa yang kita impikan itu enak, menjanjikan, atau bahkan hanya ikut-ikut teman. Cita-cita itu memang harus berdasarkan pemikiran dan hati nurani kita masing-masing. Apa yang kita impikan itu juga mampu membuat hidup kita merasa lengkap dan berharga baik secara personal maupun sosial. Namun, ada satu hal lain yang juga sangat penting dalam hidup ini. Hal itu adalah bimbingan yang Maha Kuasa. Tuhan yang telah memberikan kita kehidupan ini, akal budi dan hati nurani.

Oleh karena itu, bagi para pemuda maupun orang-orang lain yang masih belum memutuskan cita-cita atau impiannya, tentukan lah hal itu dengan pikiran yang jernih dan hati nurani anda sehingga mampu membuat hidup yang anda miliki merasa lengkap dan lebih berharga. Selain itu sebagai warga yang beriman jangan lupa kepada Yang Maha Kuasa yang telah menganugerahi kita kehidupan dan berkatnya dalam hidup ini.

Siapa sih Kamu ?

Pertanyaan ini bukan lah suatu pertanyaan yang aneh atau asing di antara kita semua pastinya. Kita pasti menanyakan hal ini kepada orang-orang yang tidak kita kenal. Meskipun pertanyaan ini tidak kita ajukan terus kepada semua orang yang kita temui dan tidak kita kenal.

Ada pepatah mengatakan bahwa "Tak kenal maka tak sayang" dan "Malu bertanya sesat di jalan". Kedua pepatah itu tentunya pasti kita tahu sejak kita masih kecil dulu. Oleh karena itu sebagai blogger yang masih baru di dunia maya ini, perbolehkan saya mengenalkan diri. Saya hanyalah siswa kelas XII di sebuah SMA Katolik di Jember yang hanya ingin membagikan ide-ide yang tiba-tiba muncul maupun pengalaman saya dalam kehidupan ini.

Saya hanya berharap dengan ada nya ide maupun pengalaman yang saya tulis dalam blog ini bisa berguna bagi para pembaca dalam menjalani hidup.

Thx